KEJUJURAN Pengemudi Taksi di Jepang

Saat berada di Kyoto, pada bulan Oktober 2008, saya menggunakan taksi untuk menuju ke penginapan. Ketika sudah hampir tiba, seharusnya sopir taksi membelokan kemudinya ke arah kanan, tapi malah lurus. Sehingga, untuk sampai di penginapan taksi harus berputar lagi. Begitu menyadari kekeliruannya, sopir taksi tersebut langsung mematikan argometernya dan meminta maaf berkali-kali. Saat itu saya merasa kagum dengan tindakan sopir taksi yang mematikan argometernya karena tidak mau merugikan penumpangnya.

Setelah turun dari taksi, saya menyerahkan uang sebesar 650 yen sesuai angka terakhir yang tertera di argometer. Namun sopir taksi tersebut menolak untuk dibayar. Saya tetap berusaha menyerahkan uang, karena sopir tersebut sudah mengantar saya tiba di tujuan. Namun sopir taksi tersebut bersikeras menolak dibayar. Ia merasa malu tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Melihat hal tersebut saya tersentak, merasa aneh dengan kejadian yang baru saja saya alami.

Inilah kejujuran yang menjadi ciri dari budaya bangsa jepang
Mari kita belajar kepada siapapun......