Hakikat Zikrullah

Allah SWT memerintahkan kita untuk mengingat-Nya (dzikrullah). Dengan cara itu pula Allah SWT akan mengingat kita. Firman Allah SWT : Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.. (TQS. Al-Baqarah [2]: 152) .
Dengan dzikrullah , kita akan mendapat keberuntungan dari Allah SWT. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya : “Dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.“ (TQS. Jumu'ah [62]: 10)
Sesungguhnya hati kita membutuhkan dzikrullah, karena dengan mengingat Allah SWT hati kita akan menjadi tenang. Mengingat Allah SWT yang Maha Perkasa yang menciptakan kita, yang memberikan banyak nikmat kepada kita. Allah SWT tempat kita bergantung dan puncak cinta yang tertinggi. Bermunajat pada-Nya, mengadu segala resah dan gelisah kepada Allah SWT yang membolak-balikkan hati manusia. Pentingnya dzikrullah ini digambarkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dengan mengatakan : “Dzikir bagi hati seperti air yang dibutuhkan ikan. Lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut berpisah dari air?”.
Namun dzikrullah , bukanlah sekedar menyebut Allah dalam lisan kita namun juga harus disertai dengan beramal dengan menjalankan perintah Allah SWT. Para ulama secara umum membagi dzikrullah ini menjadi dua. Al qorofi  berkata dalam kitab Ad-Dakhirah dzikr ada dua macam. Yaitu dzikir dengan lisan, dzikir ini sangat baik jika dilakukan. Tapi ada dzikir yang lebih baik lagi yaitu mengingat Allah ketika melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Tentu sangat mengherankan, kalau seseorang lisannya sering mengucapkan dzikir kepada Allah SWT , tapi perilakunya bertentangan dengan perintah Allah SWT. Ini berarti dia tidak menghayati dzikirnya, atau ada masalah dalam kepribadiannya. Seharusnya sosok pribadi yang sempurna, ada keselaran antara lisan dan perbuatannya. Semoga kita mampu menghayati dzikrullah dengan sebaik-baiknya.

(Ust. Hari Moekti)