Setiap Muslim, pasti meyakini kepastian bakal datangnya kematian. Namun, banyak dari mereka seolah tidak mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian itu. Di sinilah pentingnya kita bukan hanya memahami kematian itu, tetapi juga sering-sering mengingat mati. Sebab, orang yang banyak mengingat mati biasanya akan banyak mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian itu. Nabi SAW bersabda, ”Orang yang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat mati dan yang paling banyak mempersiapkan diri (menghadapi kematian itu).”(Harits bin Abi Usamah, II/998).
Setiap Muslim memahami bahwa dunia dan harta itu fana, banyak di antara mereka justru menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengejar dunia (harta) hingga melupakan Allah SWT. Padahal sudah jelas, meski seseorang hartanya banyak, semua itu tak akan pernah ia bawa saat ia masuk ke liang lahat.
Seorang Muslim, misalnya, harus menyadari, bahwa apa yang memang sudah ditakdirkan Allah SWT sebagai rezekinya, pasti akan ia raih. Ia pun mesti memahami, bahwa musibah yang telah ditakdirkan Allah SWT menimpa dirinya pasti tak akan pernah dapat ia tolak. Karena itu, memang tak selayaknya ia larut dalam penyesalan dan kesedihan saat ditimpa suatu musibah.
Selanjutnya, Surga adalah balasan bagi para pelaku ketaatan dan neraka diperuntukkan bagi pelaku kemaksiatan. Yang belum jelas adalah wujud fisik surga dan neraka tersebut karena keduanya bagian dari perkara gaib. Karena tidak tampak secara fisik inilah kebanyakan manusia seolah tak peduli. Akibatnya, mereka banyak melakukan dosa, padahal katanya mereka takut terhadap azab neraka. Sebaliknya, mereka tidak banyak melakukan ketaatan, padahal katanya surgalah yang mereka rindukan. Memang aneh! Semoga kita tidak demikian.